adalah burung,
yang lupa gravitasi
dan kau,
gravitasi yang berulang
debur degup yang meramaikan langit
kadang hinggap di sarang tempat terlelap
lalu mengikut di sela sayap
dan melayang tanpa arah tujuan
kau adalah euforia,
yang bercicit di belantara benak
hilang di antara
gemerisik dedaunan dan semak
adalah burung,
yang masih berdoa
untuk semarak bahagia yang berpesta
padamu yang menjadi langit
agar jelajah menjadi segala sisi
yang patut dipertualangkan
agar kau, langit
memantulkan gravitasi
sekaligus mendekap seisi jagad
lalu segala cerita,
bisa ku lukis dan ku toreh
dari bulu sayapku yang menjelma tinta
usah mendongak,
usah mengernyit,
karena bisa saja
kita ada di semesta yang sama
karena terlalu naif,
untuk jatuh cinta,
sebelum menjelajah
tiap sisi benak.
|
No comments:
Post a Comment