Pengalaman tidak akan pernah menjadi tua.
Ben Whittaker, seorang Opa-opa yang kesehariannya dipenuhi kegiatan 'nyantai' seperti berlatih tai chi, mengunjungi cucu, nongkrong di coffee shop sambil baca koran merasa hidupnya perlu tantangan lebih. Mendapat kabar bahwa kantor e-commerce About The Fit sedang membuka lowongan untuk pemagang usia lanjut, Ben kembali menyelam dalam dunia kerja dengan pengalaman yang beda banget! Diperankan oleh Robert De Niro, sosok Ben begitu hangat bersahabat, menjadi manfaat bagi setiap orang di sekitarnya, seperti layaknya toko serba ada dengan pintu terbuka 24/7, sehingga tak heran dalam waktu singkat, ia menjalin hubungan akrab dengan semua staff, tidak terkecuali Pendiri dari About The Fit, Jules Ostin.
Jules Ostin (Anne Hathaway) dan semua kerumitan karirnya menjadi titik kumpul dalam film ini. Jules yang brilian merintis usaha fashion-nya sejak muda dan sekarang mengepalai perusahaan dengan total karyawan sebanyak 220 orang (lengkap dengan tukang pijat kantor)! Tipikal 'bisnis era ini' banget nggak, sih? Saya suka sekali dengan prinsip: "Seseorang dengan segelas wine di tangan dan laptop di depannya, sudah memiliki potensi untuk berbelanja." Sosok Jules yang menyeret segala prinsip yang kompleks mulai 'dipaksa' mencari CEO baru agar perusahaan barunya ini tidak terjun bebas dengan hectic-nya jadwal Jules setiap hari.
meeting ini itu, jadi CS, ngurus gudang, semua di tangan Jules! |
Jelas bahwa Jules adalah tipikal wanita masa kini dengan segala mimpi dan idealisme yang tidak bisa diterima oleh kebanyakan orang. Ia mengurus perusahaannya sendiri dengan detil (bahkan untuk hal packing barang!) dan tetaplah seorang wanita. Suaminya rela mengorbankan karir untuk merawat putri mereka, Mamanya yang sering cekcok dan dianggapnya aneh, gejolak pikiran yang terus berkecamuk di kepalanya: tentang dirinya yang harus mengambil keputusan dengan baik untuk semuanya, ketidaksetiaan dalam hubungan, serta hal klise wanita, penuaan. Saya sempat tergelak di bagian Jules yang menyatakan dirinya tidak akan 'laku' apabila bercerai, karena sifatnya yang perfeksionis sehingga tidak akan banyak pria yang 'tahan' dengannya! Well, film ini jujur dan realistis!
Ben bahkan merangkap kerja sebagai babysitter! |
Di sini, Ben hadir sebagai observan dan dengan kehangatan hatinya, Ben pelan-pelan hadir di hidup Jules dan membantu 'merapikan' kekacauan-kekacauan yang tak sengaja dibuat Jules. Ia mulai akrab dengan anak dan suami Jules, menjadi panutan dan sahabat baik untuk para staff di kantor. Dan, di saat bersamaan, Ben terinspirasi oleh semangat dan ketangguhan seorang Jules Ostin
brothers! uye! |
Film ini ditata dengan plot yang rapi dan dialog yang cerdas, itu sebabnya saya berpikir akan menontonnya lagi. Tak hanya itu, cerita pun bergulir dengan segar (sentuhan teknologi di mana-mana, mulai dari Mark Zuckenberg, cara menyalakan MacBook, naik Uber, cerita emoticon di chatting platform, dll). Setelah diamati, tidak ada tokoh antagonis di film ini, yang ada hanya perbuatan kurang tepat di mata orang yang bersangkutan. Which is, so life. Hidup kadang lebih rumit di bagian perang dengan diri sendiri, bukan? Sosok Ben mencontohkan bahwa kerendahan-hati, mudah memaafkan, terbuka akan membuat kita tegas dan bijaksana.
Benar-benar film yang menghangatkan hati.
Kita di pesawat kelas A dan kita tidak bisa menikmatinya? Oh, come on! |
Hangatnya hati tak ayal membakar percik-percik juga. Bagaimanapun, kita hidup di era memperjuangkan-apa-yang-kita-mau adalah hal paling berharga dan layak untuk dilakukan. Seperti halnya Ben yang menyatakan ini di waktu yang tepat:
"You started this business all by yourself a year and a half ago
and now you have a staff of 220 people.
Remember who did that."
Dan Jules yang introvert dan mendekap kehidupan pribadinya, bisa berkata seperti ini pada Ben: "The truth is, something about you makes me feel calm, more centered or something. I could use that, obviously."
Masih banyak quote yang menggelitik dari film ini, membuatmu mungkin berpikir ulang, membuatmu mengizinkan hatimu terbakar lagi.
Bara yang positif, tentu saja.
Jules dan hal-hal kecil: packing barang. "Pastikan seperti hadiah yang mereka beri untuk diri mereka sendiri." |
5 alasan kenapa kamu mesti banget nonton The Intern:
1. Anne Hathaway seperti biasa sangat menawan! Sukak ekspresinya dan cara ngomongnya yang tegas dan nggak pake rem. Oke, ini review mulai subjektif, saya memang nge-fans sama doi. :3
2. Chemistry antara Anne Hathaway dan Robert De Niro patut diacungi jempol. Terutama Opa Robert dengan gestur, mimik dan tone suara yang begitu pas, begitu bijaksana dan... aih, charming!
3. Realita hidup manusia dengan usia 20-30an yang hidup di metropolitan. Lugas, jujur, pelik.
4. Bagi kamu yang feminis, menjunjung asas 'wanita dan hidup yang bebas,' penuh ide dan kreatif, yes this is for you. Film ini (juga) disutradarai oleh seorang penulis wanita, Nancy Meyers.
5. Karena saya sudah nonton dan kepingin nonton lagi. Kebayang kan, film ini cerdas. :3
No comments:
Post a Comment