Saat ini, aku berlari lagi
kadang saking jauhnya, sampai lupa menoleh
sampai lupa rupa segala masa
lalu aku dijerembabkan olehmu
yang mengatakan bahwa sudah saatnya pulang
sudah saat nya menyudahi segala perjalanan
namun aku tidak pernah akan merasa cukup
dan...
masih ingin terus-terusan berlari
maafkan bocah yang terus berguling-guling
dalam setiap sudut membran otakku
menerobos segala spontanitas
dan berharap kau ada menyelamatkan saat aku terjatuh
aku sangat ingin mencicipi semua rasa dunia
walau kau bilang, rasanya tidaklah seenak yang dibayangkan
namun,
persoalan rasa adalah milik pribadi, kan?
yang tak mampu dijangkau oleh dimensi apapun bagi orang lain
lalu, aku disuruh berpikir
tentang semua bodoh ini
naif ini
dan keinginan sesaat
apa?
yang dibutuhkan?
aku butuh semua yang masih bisa menerima lukaku
sehabis aku terjatuh nanti
mereka yang tahu bahwa aku punya seorang bocah
yang masih berkeliling riang dalam pikiranku
dan percaya bahwa sesaat setelah aku memeluk bocah itu dengan erat
maka
bocah itu akan menjelma menjadi yang bijaksana
yang mengerti
bagaimana hidup seharusnya dijalani
bagaimana hidup seharusnya diterima dengan legowo
apapun yang terjadi
sesuai atau tidak, dengan khayalan fana
*satu malam disaat keinginan
terlihat sudah tidak seperti keinginan lagi.
No comments:
Post a Comment