steps, freely yet carefully. |
Kembang api sesayup sudah berkoar di mana-mana.
Barangkali sebagai
ucapan selamat tinggal yang sopan, kepada 365 hari yang sudah terlalui—dengan macam-macam
warna dan corak.
2013 adalah tahun yang mendorong saya untuk melakukan hal-hal
yang sebelumnya tidak berani saya lakukan, membiarkan saya mengambil
keputusan-keputusan yang mengantarkan saya sampai pada saya yang sekarang, saya
yang masih belajar untuk tidak rewel, tidak mengeluh dalam melakukan hal-hal
yang sudah sepatutnya harus saya lakukan, dan tentunya yang paling krusial
adalah... bangun pagi.
Baiklah, saya rasa memang itu yang harus jadi PR saya nomor
satu di 2014.
Terlalu memanjakan rasa kantuk ternyata membawa sial yang
beruntun, yang selalu saya maklumi. Ah, ini tentu tidak baik, dan semua orang
tau itu. Tapi, saya terlalu berbelas kasih dengan sifat jelek saya yang satu
ini, dan kadang menyogoknya dengan seonggok bubuk kopi untuk menampar mata saya
agar senantiasa awas. Bagaimanapun, berpesta di tengah malam sambil tenggelam
dalam tebalnya buku atau layar laptop selalu menjadi candu. Ah, burung hantu.
Anyway, saya kembali dipertemukan dengan segala hal baik—ya,
segala yang terjadi adalah hal yang baik yang membantu saya untuk bertumbuh—dan
saya sangat berterimakasih atas itu.
Tentang definisi kebebasan saya yang
perlahan mulai menemukan ‘rumah’ barunya,
tentang hubungan dan menjaga hubungan
dengan orang-orang sekitar yang sangat saya sayangi,
tentang menjaga diri saya
sendiri dari segala energi yang tidak mungkin dihindari—namun sangat mungkin
untuk ditanggulangi,
tentang mengambil alih tugas ‘dunia luar’ yang
bertanggungjawab atas kebahagiaan saya menjadi tugas saya sendiri (and it was
truly deliberating),
dan tentang menjadi yang terbaik yang diri saya bisa.
Tahun ini, saya juga belajar tentang yang namanya
keberanian. Bukan hanya berani naik roller coaster paling cepat di dunia di Trans
Studio Bandung, menonton film horror karena dipaksa teman-teman sialan
saya, atau nekat membawa bonyok saya ke Malaka padahal saya tidak pernah kesana sebelumnya dan pernah punya pengalaman buruk ketinggalan pesawat, namun juga berani menghadapi keputusan yang telah saya ambil.
Ini tentu
saja tidak mudah, karena saya begitu terbiasa untuk lari dan bersembunyi saja
dalam tawa tolol atau ‘kelupaan’ yang ‘imut’. Namun, saya terkagum-kagum atas
rasa setelah berhasil melewatinya, lega yang menenangkan, walaupun saya tahu
kemudian akan datang ‘ancaman-ancaman’ lain yang menodong keberanian saya untuk
maju lagi.
Lama-lama itu semua menjadi seru, dan perasaan menyalahkan diri
sendiri perlahan menjadi pudar.
Pemaafan atas diri sendiri dan segala konsep yang sudah
tertanam dalam benak ternyata juga butuh usaha yang berkesinambungan. Bukan hanya
sekali, namun terus....menerus. Tapi itu semua seakan membukakan mata, untuk
melihat apa-adanya.
Bukan semata-mata karena asuhan dari generasi atas, namun
juga pohon keluarga dan sebatas dunia yang mereka ketahui. Jadi, sekarang saya
bebas untuk melepaskan ajaran apapun yang saya rasa tidak cocok, dan dengan bebas memilih apa yang terbaik untuk diri saya. Wow! Rasanya begitu
senang!
Dan menerima dengan baik, bahwa memori di otak tidak begitu bisa
diandalkan, begitu pula dengan semua kenangan—saat kita menengok ke belakang. It’s
okay to look back, but just don’t live there.
Saya akan membawa hal-hal baik yang bisa saya lakukan,
mendoakan hal-hal baik untuk terjadi kepada semua orang—terutama yang di
sekitar saya, dan menjadi alasan bagi kebahagiaan orang lain. Sesederhana itu,
dan hidup saya berubah menjadi lebih baik.
Oh ya, satu lagi. Mimpi saya di tahun 2013 satu-satu
tercapai dan membawa bahagia yang membuncah. Namun, ada juga yang masih ‘mengantri’.
Ada yang sudah mengantri saaaaangat lama, sudah capek untuk marah dan kesal—dan
akhirnya menunggu lagi.
But, it won’t be forgotten, darling. Saya sedang
mengusahakannya, karena saya sendiri juga sedang terus menjaga mimpi itu. Semoga
2014 terwujud! *fingercrossed*. Dan berhubung saya sekarang adalah seorang
sarjana, maka mimpi baru saya sudah dibangun pelan-pelan, dan apa yang ingin
saya kerjakan adalah pekerjaan yang bisa mendekatkan diri saya dengan mimpi
saya. Semoga semua berjalan lancar, and yes, i’m very ready to explore every
experiences!
2014. grow and glow! |
“The so-called home isn't always the place where you raised and
grew.
It's where you can be fully accepted as an human being..
it's also the place that allows you to grow and glow,
to push your limit, to
let you fall down, cry, but never want to give up.
Place where you giving your
all passionately,
to be a better person with a fairer sight of view,
to service
with all your heart and love.
Place that makes you safe, yet make you always on
fire...
on catching your own breath.”
-4 September 2013-
Bonjour 2014!
No comments:
Post a Comment