Thursday, June 26, 2014

the madman - dreamless dreamers



HOW I BECOME THE MADMAN - KAHLIL GIBRAN

You ask me how I became a madman. It happened thus: One day, long before many gods were born, I woke from a deep sleep and found all my masks were stolen,--the seven masks I have fashioned and worn in seven lives,--I ran mask less through the crowded streets shouting, “Thieves, thieves, the cursed thieves.” 

Men and women laughed at me and some ran to their houses in fear of me. 

And when I reached the market place, a youth standing on a house-top cried, “He is a madman.” I looked up to behold him; the sun kissed my own naked face for the first time. For the first time the sun kissed my own naked face and my soul was inflamed with love for the sun, and I wanted my masks no more. And as if in a trance I cried, “Blessed, blessed are the thieves who stole my masks.” 

Thus I became a madman. 

And I have found both freedom of loneliness and the safety from being understood, for those who understand us enslave something in us. 

But let me not be too proud of my safety. Even a Thief in a jail is safe from another thief.

Pasar Barang Antik - Cikini, Jakarta.

Topeng, kita semua adalah pengukir terhebat, seakan lahir begitu saja dalam diri kita.
Mungkin saja, topeng adalah pelindung terbaik, lebih dari perisai apapun di dunia--atau karena... belum mengenal dunia sebaik dunia mengenal kita?
Entahlah.
Mungkin kita hanya butuh, dipertemukan dengan pencuri... yang merampas segala topeng, dan kisah selanjutnya, terserah akan diukir sebagai apa.


a glimpse of teaser - my new novel
titled "Dreamless Dreamers."
live soon, at : www.nulisbuku.com


Wednesday, June 11, 2014

Book Review : My Journey Begins

"Aku mau menulis buku dan di publish, 
ya itung-itung untuk kado ulangtahunku sendiri."

Kira-kira begitu kata-kata yang masih terngiang di benak saya, dan sekarang saya masih terus ikut bersenang hati karena ternyata kata-kata itu sudah berubah menjadi kenyataan. Buku itu baru saja saya baca beberapa hari yang lalu, dan rasanya me-review hasil karya temen sendiri itu...... 
deg-degan.
HAHAHA.

Diawali dari pertemanan saya dan Nelda (si ibu penulis buku ini, hihihi) yang tidak disangka-sangka. Jadi, tahun lalu, saya sempat iseng mengikuti lomba flash fiction yang diselenggarakan nulisbukuclub, dan secara tidak sengaja 'disapa' oleh @neldisk di twitterland. Dari sana, obrolan pun berlanjut sampai ke email. Jadi, Nelda Afriany adalah seorang sarjana sastra jerman dari UI yang sekarang tinggal di Norwegia. Tau apa hal pertama yang terlintas di pikiran saya tentang Norwegia?
NAGA!
Hahaha.. lebih tepatnya naga norwegia di novel Harry Potter. Dan.. ternyata saya bisa punya teman yang 'berasal' dari negara itu! Well, sometimes life offers you things you never imagined before, and there she is. Kita sempat ketemu karena Nelda pernah balik ke Jakarta and had a nice chit-chat. Nelda imuuutt banget dan open-minded, dia ngga segan-segan untuk cerita banyak dengan saya dan ramah. Well, quite shocked, karena ini adalah pertemuan pertama kali bagi kami.



Tebalnya 110 halaman, berkisar pada kisah perjalanan wanita berjilbab di benua biru, yakni Rusia, Norwegia, London, Jerman, dan sekitarnya. Kesan pertama saat tengah membaca buku ini adalah NGIRI SENGIRI-NGIRINYA. Hahaha.. Nelda had an amazing life out of this world! Dengan status fresh graduated, wanita ini memutuskan untuk mengambil arah hidup yang berbeda dengan teman-teman seangkatannya. Tidak melamar menjadi sekretaris atau penerjemah di kedutaan atau kantor-kantor bonafit, tapi meluncur ke Norwegia (lagi) dan akhirnya melanglang-buana di benua tersebut.

Banyak hal kocak, aneh, tak terduga yang bikin kita seolah-olah merasa berada di sana. Mulai dari teman-teman yang dia ketemui (saya heran, ini anak temen email-nya baaaaaaanyak banget! dan selalu punya temen 'ngejemput' setiap kali ia jalan-jalan ke negara lain), kompetisi toilet yang bikin cekikikan, dan juga kisah jilbab yang ia kenakan dan menjadi tanda tanya bagi orang-orang yang bertemu dengannya, paling kocak sih sewaktu ada yang tanya, "Kamu muslim? Saya kira itu (jilbab) adalah penutup kepala, soalnya di Norway 'kan dingin." HAHAHA. 

Last but not least (namanya juga review, jangan terlalu banyak spoiler hihihi), buku ini tidak hanya akan mengisi otak kamu dengan nama-nama tempat yang... what? where is it? dan menambah 'vocab', i do love the quotes that appears from the book. Cukup menohok, apalagi untuk manusia-manusia yang suka berjalan dan berpetualang. Mau tahu? Baca aja selengkapnya di SINI.


Well, segini dulu ya, mengenai website nulisbuku.com yang menjadi sarana publishing buku ini sendiri, jangan ragu untuk memesan dan membeli di situs ini. FYI, situs ini adalah 1st online publisher di Indonesia yang menyediakan jasa bagi para penulis untuk mewujudkan impiannya dalam menerbitkan buku, dan tentunya juga sarana bagi pembaca untuk 'membaca out of the box', karena buku ini tidak bisa dibeli di toko buku, melainkan harus dipesan online di situs tersebut. 

Well, publish your dream! 
And, read the published dreams, too! 


Special thanks to: 
Nelda Afriany yang sampai detik ini masih mengeram di Norwegia, haha :3
Sukses selalu, cupsss! :*

Tuesday, June 10, 2014

menghirup matahari

sudah teramat rindu
akan rintik-rintik sinar
yang menusuk ulu kulit
hangat yang bersahabat
kala menghirup matahari

pagi, pengusir dingin.