Friday, February 28, 2014

Bertumbuh bersama.

I'm limited

Just look at me
I'm limited
And just look at you
You can do all I couldn't do
So now it's up to you
For both of us
Now it's up to you

I've heard it said
That people come into our lives
For a reason
Bringing something we must learn
And we are lead to those
Who help us most to grow if we let them
And we help them in return
Well, I don't know if I believe that's true
But I know I'm who I am today
Because I knew you...

Like a comet pulled from orbit
As it passes a sun,
Like a stream that meets a boulder
Halfway through the wood
Who can say if I've been changed for the better
But because I knew you
I have been changed for good...

For Good - Idina Menzel feat Kristin Chenoweth

'oppositively' the same.
Lagu-pun sebenarnya punya porsi yang tepat untuk bercerita, dan mengingatkanmu untuk kembali berbenah diri -- mungkin lebih baik disebut dengan introspeksi. Akhir bulan ini ditutup dengan perasaan yang... entahlah, sedikit sulit untuk diungkapkan, namun rasanya begitu berterimakasih. Untuk segala manusia yang pernah dipertemukan waktu dan semesta denganku, untuk segala waktu yang sudah kutebar di sekitar manusia dan semesta, dan tentu saja untuk semesta yang begitu apa-adanya, memantulkan segala kejujuran yang sudah berada di sana sejak masa tak berawal.

Hidup adalah tentang timbal-balik, yang akhirnya merefleksikan bahwa tiada benar atau salah, tiada dualitas yang patut diperdebatkan untuk suatu kemenangan ataupun kebenaran; karena dualitas itu sendiri begitu unik dalam bentuk mereka masing-masing, dan apa yang mestinya kita rayakan adalah dualitas itu sendiri, dan mencoba berdamai dengan kecenderungan yang kita tahu tidak akan membawa kita kepada hidup yang lebih berkualitas. 

Kenapa, hidup berkualitas? Karena itulah penghargaan yang seutuhnya, yang bisa kita hadiahkan kembali kepada hidup. Hidup begitu berharga; demikian juga dengan manusia yang memiliki dan menjalaninya. Menjadi seimbang, melepas apa yang dulunya pernah menjadi milik kita tidak pernah mudah, namun kita hanya perlu untuk diingatkan kembali tentang potensi dan energi kita... arah yang kita tuju, selamanya adalah kebahagiaan.

Terima kasih, untuk semua uap pikiran yang dulunya tidak pernah kupikirkan sebelumnya. Semua 'koleksi' yang dulunya tidak tahu harus dibagikan bersama siapa, namun sekarang ternyata orang-orang yang bisa menikmati 'hasil karya' ini tidak pernah jauh-jauh dariku. Takes time, untuk dipertemukan dengan mereka yang bisa berbagi isi benak, yang herannya tidak pernah habis itu.

Dan untuk waktu itu sendiri, kesempatan... terima kasih. Ini begitu berharga :)

Dulunya, aku percaya bahwa sahabat adalah cermin, memantulkan apa yang dirasakan sendiri. Begitu sama, begitu seragam... kalau tidak, bagaimana bisa terhubung?
Sekarang, bagiku cermin adalah diri kita sendiri -- yang kadang bisa menjadi kabur karena banyak sekali 'pengadilan' yang sadar-tidak sadar selalu kita terima dan percayai, dan sahabat adalah mereka yang cukup berani untuk menghapus kabut itu dengan apa yang mereka ketahui, sehingga kita bisa melihat diri kita lagi dengan lebih jelas... sehingga kita menjadi begitu mencintai diri kita sendiri, lagi dan lagi, dan di sanalah... semesta penuh dengan cinta kasih. Betapa indahnya!

PS:
untuk menjadi berani juga tidak pernah mudah, butuh waktu yang berdarah, untuk ditukar dengan kepercayaan dan... ketulusan.
dan... ini timbal balik.

menjaga pintu. dan kesempatan bertemu dengan segala kemungkinan. siapkah?

lalu, sayup-sayup aku mulai mengerti, bukan hanya persahabatan.. tapi juga dalam hubungan apapun, apapun. 
Bagaimanapun hidup adalah tentang belajar yang tiada habisnya, tentang penyeimbangan yang terus dan terus dikayuh dengan penuh vitalitas dan rasa percaya kepada diri sendiri, bahwa sepanjang perjalanan akan mempertemukan kita dengan begitu banyak kejutan yang memperkaya buku cerita kita.

PS: Jangan lupa, bawa terus cinta yang tak pernah habis, penghargaan tiada tara kepada diri sendiri dan tahu persis apa yang dituju. 
Teruslah sadar. Teruslah bersemangat.

kututup Februari tahun ini dengan doa cantik lagi,
seperti saat kumulai ia dengan hati terbuka
karena jalan bertemu dengan kedewasaan,
bukan hanya saat menyentuh angka di usia kita,
atau perayaan penuh kue dan tiupan lilin.

berulangtahun, menjadi dewasa,
setiap saatnya.
untuk segalanya yang terjadi hari ini.
hari ini.
terima kasih. :)

*untuk tumbuh bersama, dan hari-hari... yang masih, akan ada.

Thursday, February 20, 2014

langit. biru.

adalah burung,
yang lupa gravitasi

dan kau,
gravitasi yang berulang

debur degup yang meramaikan langit
kadang hinggap di sarang tempat terlelap
lalu mengikut di sela sayap
dan melayang tanpa arah tujuan

kau adalah euforia,
yang bercicit di belantara benak
hilang di antara
gemerisik dedaunan dan semak

adalah burung,
yang masih berdoa
untuk semarak bahagia yang berpesta
padamu yang menjadi langit
agar jelajah menjadi segala sisi
yang patut dipertualangkan

agar kau, langit
memantulkan gravitasi
sekaligus mendekap seisi jagad
lalu segala cerita,
bisa ku lukis dan ku toreh
dari bulu sayapku yang menjelma tinta

usah mendongak,
usah mengernyit,
karena bisa saja
kita ada di semesta yang sama

karena terlalu naif, 
untuk jatuh cinta,
sebelum menjelajah
tiap sisi benak.





Wednesday, February 19, 2014

impian yang (ternyata) masih dikejar kenyataan

"Hidup ini sederhana, jangan dibuat pusing, jalani saja apa yang ada."


Bilang saja saya ini adalah seorang pemikir; yang melankolik; yang terlalu menanggapi serius semua fenomena. Ia yang masih belajar untuk menjadi kuat, lalu memeluk segala lemahnya. Ia yang datang dengan sebakul tawa-tiwi, lalu memeluk segala resah gelisah sekitar yang kemudian menguap ke antah berantah.

Entahlah, ia hanyalah saya yang masih saja menerawang, mengeliling tiap sudut dan akhirnya tersudut - oleh apa yang ia takutkan akan terdengar: semua kata-kata manusia kejam yang menghujat, padahal mereka tidak tahu apa-apa tentang perjalanan saya.

Menutup kuping ternyata sulit, karena hidup saling bergantungan. Sekali sikut, sekali erangan terdengar. Sekali sakit, sekali protes membahana. Menjadi dewasa tidak pernah gampang, dan saya sudah terlalu bosan dengan mainan usang. Jadilah saya di tengah-tengah, terdampar dengan mereka yang sedang mengais mimpi mereka, lalu berpesta pora dalam khayal, impian dan obsesi.

Rasa-rasanya begitu banyak yang harus diperbaiki - yang sekilas tampak tidak usah diperbaiki. Entahlah. Rasa-rasanya terlalu banyak 'entahlah' dalam hidup akan mengaburkan vitalitas, sampai akhirnya terombang-ambing di manusia raya, ikut hanyut dalam arus pulang-pergi kantor, sampai akhirnya renta dalam segala mimpi yang tak pernah terwujud.

Apa mimpi (mu) ?

Mengapa begitu banyak tawa yang terdengar begitu saya mulai mengambil suara?

Lalu, apa yang sudah (kau) hasilkan?


Gamang di remang mimpi yang masih berkedip-kedip.

Semuanya...

Masih saja menunggu ulur tangan, untuk diselamatkan dari binasa.

Dan saya lah, satu-satunya 'saya' yang bertanggungjawab, untuk menjaga bara ini dalam hidup saya sendiri. Untuk yakin bahwa semua yang dipertemukan dengan saya, semua yang terjadi lewat kedua tangan saya, semua yang datang dan pergi... 

semua tak pernah sia-sia.



fase hidup berikutnya, akan berkisar pada 'rok apa yang akan saya pakai hari ini.' who knows.

karena saya selalu, membawa matahari saya.