Thursday, March 21, 2013

silver lining playbook ; a brief review


film yang gw tonton pada hari raya nyepi lalu dengan harga tiket yang mahal ini ternyata cukup worthed juga. 
di iming-imingi dengan rasa penasaran akan aktingnya Jennifer Lawrence dan banyaknya penghargaan yang telah diraih oleh film ini, let's give a try, then. 
(sambil menunggu temen gw yang lagi nonton konser boyband korea di Mall yang sama)

things i looooove a lot! 

- aktor dan aktris yang dipilih dengan sangat tepat.
awalnya rada-rada kesel juga sama kelakuan Pat (diperankan oleh Bradley Cooper) yang mood nya bisa berubah seenak jidat, ngelakuin segala hal yang nyebelin dan membahayakan bonyok-nya sendiri (anyway, dia menderita bipolar disease, keturunan dari bokapnya), namun lama-kelamaan gw jadi demen sama karakter ini deh. Dia setia banget sama istri nya dan berharap lagi bisa rujuk (dengan segala cara), cukup teguh dalam berpendirian aaaaand i love his eyes! keren. keren. keren.

belum lagi gw dikejutkan sama aktingnya Jennifer Lawrence yang berperan sebagai Tiffany Maxwell. sooooo bitchy! tipe-tipe cewek ngga bener dengan gaya gothic dan ngomong ngga pake disaring, belum lagi ekspresinya yang nyebelim. sama sekali ngga cantik! pipinya tembem banget dan lirikan matanya selalu ngeselin!
agak terkejut sih seorang Lawrence dengan reputasi aktingnya di Narnia dan Hunger Games yang terkesan sangat heroik dan feminim, bisa berubah menjadi seorang janda yang ditinggal mati suami dan f*cking around sama banyak pria di kantornya. tapiiiiii, bersamaan dengan alur cerita.....wow! Lawrence memerankan tokoh ini dengan sangat amat baik

- film ini sarat makna (this is what i love most). 
Awalnya, gw juga ikutan pesimis waktu Pat mengatakan pada psikolog nya bahwa dia bisa menemukan silver lining dalam setiap hal buruk yang telah dia lakukan, berpikir positif dan hal-hal baik akan datang kepadanya. Namun, lagi-lagi gw dikecewakan sama kelakuan Pat yang nyebelin nyebelin nyebelin. Sampai dia bertemu dengan Tiffany pun, mereka tidak mengalami alur cerita romantis seperti drama-drama kebanyakan. malahan film ini dipenuhi oleh dialog-dialog cepat yang menuntut penonton untuk jangan berkedip. 

namun, dari dialog-dialog yang mengalir. wow, film ini bagi gw ya--ternyata mengajarkan sesuatu yang kadang bisa saja luput dari pemikiran kita :

"we don't even need to be perfect for having a perfect life"

terserah deh, apa yang pernah terjadi sama masa lalu kita dan bagaimana kita telah menyikapi semua hal-hal buruk itu. 
good things gonna happen over and over again. that's the thing we have to remember.

- home (really) sweet home
gw juga suka penggambaran hubungan keluarga Pat : mulai dari Mama nya yang selalu membuatkan masakan spesial saat Papa nya menonton pertandingan (dan tidak pernah ngomel-ngomel tentang bipolar disease yang diderita oleh suaminya), Papa nya yang sangat berani mengambil resiko dalam bertaruh dan selalu mengharapkan Pat menemaninya menonton pertandingan, Kakak laki-laki Pat yang sempurna dalam karir dan percintaan (dan suka merendahkan Pat, namun tetep aja Pat mencintai Kakak-nya, apa adanya). 
Gambaran ini ada di keluarga pada umumnya, and i found it really really sweet :')

- that (ordinary) sweet ending
sebenarnya biasa aja sih, namun tetep saja gw terenyuh. 
yes, you're right.
Pat dan Tiffany jadian, namun jauh sebelum itu, gw sama sekali ngga begitu menyadari bahwa mereka udah mulai sama-sama tertarik. and for me, they have been created such a really cool chemistry in the dance floor. plok plok!!

Sunday, March 10, 2013

mesin waktu

percaya atau tidak, disangka atau tidak, segala barang disekeliling kita adalah mesin waktu. mesin waktu yang bisa menyedot kita kembali ke suatu masa yang mungkin sudah terlupa. scroll down notes yang ada di handphone saya, saya jadi terpikir untuk membagikan tulisan ini. 

mesin waktu ternyata ada dimana-mana. saya takjub.

segala hal yang ada disekeliling kita ternyata menyimpan kenangan dengan segala eksklusifitasnya.

"aku mengunjungi banyak tempat, 
karena di rumahku sendiri adalah mesin waktu yang siap mengantar, bahkan menyedotmu ke dalam pusaran masa lalu yang sudah terlupa.
dan aku sampai, lagi dan lagi, di tempatmu.
tempat kita dulu menghabiskan banyak sekali topik pembicaraan, 
dengan secelah pintu besi yang terbuka, 
atau sepasang kursi kayu yang berderit manja.
berhadap-hadapan, lalu keluarlah segala angan, mimpi, dan kenyataan bagi kita.
entah suasana nyaring sekolah yang berdendang di lapangan basket,
atau langkah sepatumu yang berdecit mengejar pantulan bola oranye itu.
ah, 
sayup ku dengar suaraku sendiri, berteriak menyemangatimu, 
beradu dengan suara peluit dan sorak sorai membahana di sela-sela keringatmu yang bercucuran.
pertandingan yang ramai sekali, aku meneriaki namamu, 
nama manusia-manusia yang entah sudah berada dimana-ya kamu juga entah dimana sekarang.
dan ya,
we made it. 
walaupun kita kalah, namun banggaku membuncah untukmu.
kamu ada disekitarku selama bermilyar-milyar keping detik, 
disaat aku sibuk sekali bermimpi.
sempat sesekali terbangun, 
namun tidak cukup sadar untuk menghargaimu barang satu keping detikpun.
hari ini aku berkunjung ke masa lalu, hanya sekedar untuk mengucapkan terima kasih.
Terima kasih untuk segala yang sudah tertulis, jauh sebelum masa lalu itu terbentuk.
hari ini aku berkunjung ke masa lalu, dan merasa lebih kuat."

kaset, yang dulu jadi teman baik saat mood berantakan. salah satu bagian dari mesin waktu :'))     
One of my fave, Michelle Branch - Hotel Paper.

membongkar dan mengobrak-abrik masa lalu bukan berarti galau, bukan juga artinya tidak bisa move on atau let go sama hal-hal yang definitely being different for now.

nostalgia hanyalah upacara yang indah, kadang penuh haru, kadang penuh suka cita juga. Untuk sekedar mengingatkan, bahwa kita sudah lama lho hidup di dunia ini, lihat saja banyaknya mesin waktu yang bertebaran di samping kita.

lihat juga betapa banyak kenangan yang terlalu bodoh untuk disesali, terlalu indah untuk dilekati.
hidup terus saja merayap, kita juga, mencipta lagi dan lagi segala fenomena.

time is ticking.
or
time is tricking.
let's decide what to do. 

Saturday, March 9, 2013

Rectoverso Film Review

Film omnibus ini telah saya tonton hampir sebulan yang lalu, namun serpihan-serpihan sensasi film ini masih saja menggerayangi pikiran saya, jadi...bagaimanapun tetap harus ditulis dulu, kan? Saya adalah penggemar berat karya Dewi "Dee" Lestari, jadi sudah pasti pernah membaca kumpulan cerpen Rectoverso--berulang kali malah. Menurut saya, film yang disutradarai oleh 5 aktris cantik ini mampu membawakan pesan yang menciptakan sensasi yang mendekati seperti layaknya kala membaca novel ini (kadang sambil ditemani dengan alunan lagunya itu sendiri).

Plot yang dimainkan dalam film ini juga sangat unik, 5 film yang sama-sama merayap dari perkenalan tokoh dan fenomena, bagaimana para tokoh berjalan seiring waktu, hingga sama-sama mencapai klimaks (didukung lagi dengan soundtrack yang..... speechless. Glenn Fredly with his Malaikat juga Tahu dan Raisa with her Firasat was really bursting my tears)

Namun, satu hal yang sangat disayangkan dari film ini adalah, pengambilan gambar yang walaupun cukup artistik, namun selalu goyang. belum lagi suara yang bocor.

MALAIKAT JUGA TAHU
 “Seratus itu sempurna. Kamu satu lebih sempurna.” 

Jujur saya tidak begitu impress dengan film ini pada awalnya, sedikit membosankan (karena saya juga tidak begitu suka sama ceritanya), namun seiring dengan plot yang merambat…lalu astaga. Lukman Sardi mampu memerankan orang autis dengan sangat baik dan penuh penghayatan. Ditambah lagi dengan alunan khas Glenn Fredly, maka lengkap lah sudah, film ini mencabik-cabik hati para penontonnya.


FIRASAT

Saya pribadi paling suka dengan firasat. Entah dari segi cerita, aktor dan aktris (saya kaget melihat penampilan Asmirandah yang kali ini harus saya akui—aktingnya mengesankan), dan tentu saja lagunya. Saya ikut-ikutan depresi saat menontonnya, lalu perlahan mulai belajar ‘melepas’, mengikuti kehendak alam dan luruh di dalamnya. Firasat mengajarkan satu hal yang sudah seharusnya kita terima juga :

 "Kita tidak bisa menentang apa yang sudah seharusnya akan terjadi, walaupun kita sudah mengetahuinya. Yang hanya bisa kita lakukan hanyalah pasrah.Terkadang menerima adalah pilihan terbaik" 
nah kan, jadi ikut-ikutan mellow deh. :S


HANYA ISYARAT
 Menurut saya, film ini sangat alami, saya suka sekali dengan percakapan Fauzi Baadila bersama teman-temannya di pantai waktu malam itu. "Di dunia ini tidak ada yang kebetulan, bahkan kepak sayap kupu-kupu juga memiliki makna." 
Film ini adalah seni mengagumi dengan sangat sopan, dan anggun. Mengagumi, mencintai dan mengirimkan bahasa-bahasa cinta melalui alam, melalui angin, melalui...segalanya. Mencintai dengan kapasitas kita, dan jujur saja, saya suka filosofi 'punggung ayam' yang diutarakan disini. Sedikit tidak sama dengan gambaran di novel, namun film ini sangat dalam, sederhana dan cantik.

CICAK DI DINDING
Disusul dengan film yang seksi, Cicak di Dinding. Akting Sophia Latjuba disini patut diacungi jempol. Ceritanya juga tidak biasa. Ia dicintai dengan cara yang tidak biasa. Namun alurnya sedikit lambat (seperti Malaikat juga Tahu), namun pada saat mencapai klimaks...cukup terhantam. "Dicintai seperti cicak, hewan yang mungkin selalu luput dari pandangan kita, namun selalu menjaga kita dari gigitan nyamuk."

CURHAT BUAT SAHABAT
Walaupun akting Acha disini rada lebay dan tidak diimbangi oleh Indra yang sangat tidak lebay, film ini juga sukses memberikan kejutan yang nampol disaat terakhir. Tentang mencintai sahabat sendiri dalam jangka waktu yang terlalu panjang, sampai-sampai sahabatnya sendiri akhirnya menyadarinya...di saat ia telah memutuskan untuk berhenti mencintai.
"Yang aku butuhkan hanyalah segelas air putih, seseorang yang selalu ada disaat aku butuhkan."
Rada kaget pada saat-saat terakhir, si cowok muntah-muntah gara-gara minum bir--tepat di saat si cewek akan mengutarakan isi hatinya--lalu datanglah segelas air putih dari pelayan cewek lain.

Overall, Rectoverso selalu membawa kejutan yang menyenangkan, walau kadang sedikit miris. Dikemas dengan cantik, seni yang indah untuk dinikmati :')

Saturday, March 2, 2013

efforts. (a simply hi for my blog)

hari-hari di bulan februari yang sangat panjang, saya bahkan tidak sempat menjamah blog ini sepanjang waktu ini. 

so sorry, but i've spent a great month! full of surprises, yet that most hectic one. no wonder, it was the last moment of having a bunch of DIFFICULT final exams in Uni-Life, struggling for presentation of thesis proposal... this is our first time, and we all got exhausted. Thanks Universe, it had been passed. We can,let's say calmly write our thesis from now on.

won't be write much, but after all, i got a very meaningful lesson on my month, that is :

"no matter how hectic your mind is, 
no matter how many things waiting for you to be done, 
no matter what happen, 
do your very best. 
 results are always will grant your wish."

i can say, i satisfied. for every efforts i've been put into, i deserve what i got now :)