Awalnya karena sangat senang bisa ikutan (dan berhasil bikin Flash Fiction dalam waktu satu siangan, dari jam 2-5 gitu deh dengan cerita yang menurut saya cukup memuaskan) kompetisi menulis Flash Fiction ini. Dan lebih senangnya lagi, kareeeenaaaa paginya saya mendapatkan email dari Nulis Buku yang menyatakan kalau Flash Fiction saya masuk dalam 10 besar! wow!
Kinda suprised, because this is totally my first time writing things like Flash Fiction yang ditulis dengan was-was, takut kelebihan halaman. But i found that this kind of writing really pushes us to be more specific and straight to the point (but never forget to make sentences beautifully read, too). Dan dengan pengalaman pertama menulis dan bisa masuk ke 10 besar dari 40 peserta saja sudah membuat saya sangat senaaaaang. Dan gugup juga ternyata waktu harus maju ke depan dan sharing tentang FF saya.
Honestly, saya bukan orang yang gampang gugup, tapi ini di depan para penulis yang berpengalaman, cuy! But, now i realized....saya juga cukup berpengalaman kok, sudah menulis dari SD, lalu apa?
saya hanya kurang berani untuk publish karya-karya saya saja. :>
Setelah mengikuti acara ini, saya jadi mikir, gosh these are the things i really want and i do really love it, i just don't encourage myself enough. Saya akan terus menuliskan energi-energi saya, menuangkannya ke carikan-carikan yang tak terbatas, dan membagikannya kepada siapa saja yang suka membaca.
seems like i will go to similar activities again.
ow, it's addicted! :'))
Thank you so much @nulisbuku dan pembicara workshop Mbak Hanny Kusumawati @beradadisini, totally inspiring. Selama ini, ternyata saya selalu terkungkung di proses editing dan mikir terlalu banyak. Sekarang, saya akan mengalirkan isi benak saya, sampai jemari capek! hahaha! and i really enjoy that 3 minutes....5 minutes....writing is so fun, as always!
Anyway, i wanna share about my first Flash Fiction here, hope it's quite interesting to read. Enjioy! ;)
It’s a Beautiful Day!
“Ini
proyek besar! Marc Jacobs!” Suaraku menggelegar, namun kamu tak bergeming—matamu
terpancang pada buku Moonwalking with
Einstein. Aura modelmu tertelan kaos gombrong dan rambut yang dicepol asal,
meringkuk di sofa dan mengunyah makaroni. Fashion
show akan diselenggarakan malam ini, tadi siang gedung pertunjukan dilanda
kebakaran kecil—sekarang semua kru panik total! “Bukan hanya Marc Jacobs, tapi
proyek besarmu juga kan, Kak?” Kamu
terkikik melihat mukaku yang memerah hebat. Kali ini, aku memutuskan untuk
percaya sepenuhnya padamu, yang dengan santai menyuruhku memindahkan fashion show ke mall—pihak Marc Jacobs
bisa memutuskan kerjasama kalau acara ini gagal!
Fitting
dan make-up dilakukan di toilet dan
tempat parkir. Karpet digelar dimana-mana, sound
system memuntahkan musik yang menghentak, DJ dan usher selesai di briefing, lighting sederhana sudah terpasang. Cukup lega untuk menyaksikan
semua yang at least berjalan lancar,
menerobos waktu yang kian menipis. Namun kamu menggeleng, “not like this, my retro-minded brother.”
Kamu memecat DJ, memerintahkan usher
untuk menarik lebih banyak saksi mata untuk datang ke......tempat para kutu
buku menenggelamkan otaknya dalam lautan aksara? Toko buku terlalu kalem untuk huru-hara
busana dan aksesoris mewah, tidakkah kamu mengerti analogi sederhana ini?!
It’s a Beautiful Day milik Michael Buble
tiba-tiba memenuhi seisi toko buku. Senyumku merekah begitu kamu dalam balutan Dress Blossom Dress muncul menapaki
karpet yang membentang dengan Cross Strap
Platform Sandal. Partikel parfum Daisy
Sunshine meruap dan menguasai pikiranku. Sekarang aku mengerti perasaanmu
saat membuka buku baru dan mengendus setiap halamannya. Damai dan antusias
bersamaan. Refleks, aku bertepuk tangan melihat model-model lain yang
melenggang pede, beberapa malah tidak segan-segan memakai kacamata. Gemuruh tepuk
tangan membahana, rahangku hampir saja copot. Disini ramai sekali.
“Ini seperti booksigning Harry Potter ya, guys!”
seru mu di ujung mikrofon, “Special
thanks untuk semua pihak yang bantu, terutama Kakak saya yang tidak pernah
percaya kalau model itu bisa punya hobi membaca. Told you, i feel sexy when i’m reading a book or around bookstore!”
“What a
cool idea, they seems intellectually pretty and classy. Models and products are
blended perfectly.”
salah seorang klien dari Marc Jacobs menyalamiku.
“Ngga
sia-sia terbang dari Paris, thanks a lot
for this unique runway, i’d deeply
impressed.” Suara lembut seseorang menggelitik kupingku. Davina. Inilah
proyek besarku sesungguhnya. Aku tersenyum dan memeluknya, “It’s all for you, my pretty geek. Happy birthday.”
“Happy Birthday, calon kakak ipar.”
Kamu menghadiahkan Moonwalking With
Einstein kepada Davina, yang menerimanya dengan mata berbinar.
Marc
Jacobs pernah berkata: “Clothes means
nothing until someone lives in there.” Aku tambah ya, “and ‘someone’ needs books to live.”
things i got on that night are....
* flash fiction itu harus mulai dari tengah, langsung action!
* dan bisa ngasih feeling, entah itu bertanya-tanya, atau pengen baca lagi, atau yang bisa bikin kita mikir.
dan di malam itu juga, saya menulis 3 flash fiction tanpa editing apa-apa, rasanya agak sia-sia ya kalo ngga sekalian dibagikan disini ;)
tentang barang yang ada di sekeliling.
(ditulis dalam waktu 3 menit)
tidak tahu apakah ini karena pengaruh cahaya atau bagaimana, namun tas berwarna peach yang kemilau di bawah sorot lampu begitu menggoda dan energik. Aku....jatuh cinta padanya, mungil, berkesan--tidak dalam hitungan pandangan pertama, bahkan. Lalu, aku mengamatinya lagi, dan dia terlihat semakin kecil, namun semakin nyata di depan kelopak mata. i fell in love, dan itu produk FOSSIL? hmm..sweet yet interesting :)tentang sesuatu yang mengingatkan pada masa lalu
(ditulis dalam waktu 5 menit)
speaker berwarna hitam dan menjulang di sisi ruangan Urban Icon itu menarik saya kembali ke panggung kecil itu. Panggung tempat saya dan teman-teman saya bersiap menyanyikan lagu perpisahan. Dentumnya, partikel suara perlahan-lahan menyesap, menggelitik memori, lagi dan lagi. Tangan-tangan kita sibuk dengan alat musik masing-masing. Aku dengan stik drum-ku, berlumur keringat dingin, menggetarkan kegugupan. Lalu, cengiranmu yang kutangkap di seberangku tiba-tiba saja menentramkan detak jantung yang bandel. Terima kasih, ya. Dan refleks saja senyum kering kubalas untukmu. Lalu, jari-jarimu menyentuh keyboard, dan kuingat gemuruh tepuk tangan menghujani kita, band kita, lagu yang kita bawakan bersama. Dan sekarang, aku bertepuk tangan lagi, menghujani memori kita.tentang 'i am a.....'
(ditulis dalam waktu 3 menit)
saya adalah lampu, yang kadang bisa marah bila kamu mengenyahkan saya begitu saja, keluar dari kamar dan meninggalkan semuanya dingin dan pucat pasi. Saya sebal dengan AC yang terus menggoda saya, mendinginkan saya yang masih saja membara. Hey, andai saya Tuhan, maka saya akan ciptakan saja kamu sebagai lampu juga. Go green, kata si TV. Ingat?!
menulis itu adalah cara untuk having a quality deep talk sama diri kita sendiri. menulis adalah berpesta dalam diam.
So, overall writing is an amazing thing that had been taken gratefully by me!
flash fiction, visit Tania Hershman too.
2 comments:
Oh, mulainya dari tengah toooh, pantesan akyu mentok hehehe...jadi mesti 2 malem sambil chatting baru kelar hehehe...*gakpenting*
hahaha..let's try it next time okay! ;)
Post a Comment