Monday, September 16, 2013

shave for hope 2013 : menjadi berani untuk adik-adik kanker

wall of hope. where comments are really touched
rambut adalah mahkota wanita.

bagi saya, rambut adalah hal yang paling ingin saya sembunyikan karena minder dengan ikal nya, yang selalu saya ikat buntut kuda atau cepol dengan kenceng (at least sampai saya kelas 2 SMA--semua dikarenakan jaman rebonding dan cewe-cewe diwajibkan untuk mengibaskan rambut ala Sanchai Meteor Garden), lalu kemudian menjadi mahkota yang benar-benar saya sayangi karena ikal nya juga
Every girls envy on it, ikal yang alami, bergelombang dan tipis kayak bayi. What else? i love my hair, a lot.

shave for hope 2012, saat riki botak :3
Sampai tahun lalu, saya menemani seorang teman saya untuk ikut acara ini. Acara amal yang tidak biasa, yang sangat menghibur i thought, because yes, artis yang mengisi acara dan sempet ketemu sama salah satu teman saya yang kerja di media juga. Selain itu, antusiasme para peserta yang sangat mencengangkan! Rame sekaliiiii. Saat itu, saat saya melihat rambut teman saya yang gondrong dicukur habis dan bagaimana ekspresi dia yang sulit dijelaskan, takut-takut seneng (begitu pula kebanyakan peserta yang berseliweran di sana), hati saya sempat tergerak untuk sekedar berkata "oke, tahun depan saya mau ikutan deh, sekarang rambutnya masih kurang panjang."

panggung shave for hope 2013 @ gandaria city, where balds exists!
Menjadi nana berambut pendek ternyata tidaklah gampang, saya acapkali bergulat dengan pikiran saya sendiri, tentang bagaimana rupa saya setelah PERTAMA KALI-nya saya berambut pendek seumur hidup saya, tentang apa komentar orang-orang di sekitar saya, apa kabar foto wisuda saya, lain-lain, lain-lain...  
Semua nya berkelebatan bebas dalam benak saya, dan yang paling kentara tentu saja: saya takut. saya sangat takut apa jadinya saya setelah rambut saya pendek.

semua orang boleh bilang ini lebay. i'm not even being bald! dan sebagai cewe, orang bisa bilang ngga akan jauh bedanya, dibandingin sama cowo yang harus kehilangan semuuuuua rambutnya. Tapi, balik lagi, mau cowo atau cewe, everything is based on first person experience, ngga ada yang bisa menilai dengan tepat. Ditambah lagi, ini semua tentang kesiapan mental diri sendiri.
 
me, before and after

So, here we are. Saya berhasil meyakinkan diri saya sendiri, bahwa kecantikan saya tidak bergantung pada rambut saya, kecantikan juga tidak akan berkurang hanya karena rambut saya yang dipotong, dan tentu saja tentang apa yang bisa saya berikan kepada anak-anak pengidap kanker, bukan semata-mata uang yang bisa saya cari lagi, namun bagian tubuh saya yang saya sayangi. Dan karena saya sayang sama adik-adik, saya ingin ikut merelakan apa yang saya sayangi dan 'menemani' perasaan mereka dengan cara yang saya dan 2000 orang lain lakukan, memotong pendek atau mencukur rambut kita.You'll never walk alone, adik-adik. Sekarang, saya mampu lamat-lamat larut dalam perasaan itu, tepat di saat suara kres kres rambut saya yang digunting dan menyisakan ujung rambut yang menggelitik di bawah leher.

Haru biru. 
Tepat di momen setelah rambut saya pendek, saya seperti terlahir kembali. Saya benar-benar belajar hal baru: keberanian.  
Adik-adik kanker yang bahkan lebih berani dari kita semua, yang berani merelakan rambutnya yang perlahan rontok karena kemoterapi, berani menghadapi kanker dengan tegar. Oleh karena kalian, saya juga menjadi berani, menunjukkan cinta ini pada kalian, dik. Tetap dan teruslah berjuang, karena sekarang banyak sekali yang mendukung kalian dengan cinta yang tulus.

atas : andi - budi dengan tekad botak tahun depan, bawah : michael - rudi si pemberani!

 Menatap manusia-manusia yang berseliweran di venue ini, saya juga menyadari betapa bersyukurnya saya bisa menjadi salah satu di antara mereka-mereka ini. Melakukan perbuatan baik dengan akumulasi yang besar mampu terwujud bila kita saling mendukung. Dan senang sekali, karena tahun ini ada beberapa teman saya yang ikut juga (malahan mendaftar dari kemaren-kemaren!). Michael yang tersentuh begitu kali pertama menonton video di website dan bertekad untuk cukur rambut, Rudi yang juga sudah mendaftar namun dihadang keraguan--namun tetap maju mengingat semangat kami. Hahaha.. Sure, i do really proud of you guys! *hugs*
Begitu juga dengan salah satu kakak kelas saya, Ko Eddy yang tidak disangka berani botak juga! But i know you are that guy who love to attend this kinda event. Hehe

As i said, urusan rambut adalah masalah kesiapan diri sendiri, dan tidak bisa dipaksa. Namun, shave for hope juga mengajarkan saya bahwa kita sama sekali tidak bisa membujuk orang lain untuk melakukan kegiatan amal (and even everything), tapi tentu kita bisa tunjukkan bagaimana aksi dan perasaannya. Alhasil, temen saya Andi dan Budi berniat untuk cukur tahun depan! Yippie!!! 
Saya sungguh bersyukur punya teman-teman yang mendukung, semua efek dan elemen yang menghantarkan saya pada acara ini.

Saya tidak takut untuk berubah,
tidak pula khawatir dengan komentar orang sekitar saya
karena saya mencintai dan enjoy
dengan semua yang saya punya.
and i dare myself
for having fun with this new experience
which is the very first time of my life!

Shave for hope totally changed my life,
and let me see clearly
how letting go will create happiness for other
and unconsciously created happiness for myself too.

 
new friend while queue, prita!

with eddibrokoli, botak fresh!

saya bangga jadi #shavee!
 \m/
...and encourage YOU too, yes YOU
who read this now
to think, to consider
about sharing happiness and be a social angel too!

Friday, September 13, 2013

on being a chinese teacher: temporary bye bye.

Pekerjaan ini kuputuskan untuk berkata "bye bye"
kalau ia bisa disebut sebagai pekerjaan.
karena aku selalu memanggilnya dengan sebutan bermain.
 
entahlah. 
entah untuk selamanya, atau bertemu lagi ketika aku sudah sangat haus, sangat rindu untuk kembali ke pelukan tawa dan pekik mulut-mulut mungil yang begitu manis, sampai harus mengernyitkan lidah dan kuping untuk berbaur dalam keriangan penuh sorak-sorai akan PR, tugas, dan guratan mandarin yang membuat mereka jengah dan menghamburkan kicauan keluh-kesah.

kali ini.
kali ini terasa begitu berat, tangan-tangan mungil yang sudah biasa meninju udara saat pertanyaan flashcard diajukan..
buku teks dan buku kotak-kotak yang dilempar begitu saja--dan suara omelanku yang menyusul dalam beberapa detik kemudian..
semua tentang kejahilan, kicau kacau, dan bahak tawa mereka...

mereka mungkin akan merayakan kesedihan,
sama hal nya seperti aku yang diam-diam mencecap nya sendirian
namun semoga saja semua ini cepat berlalu
dan mereka bisa tertawa lagi dalam tepukan halus guru lain
mainan lain, teman lain, dan suasana lain

betapa indah,
betapa indah semua masa yang telah kami rasa bersama
dan aku juga berpesta dalam lautan momen yang penuh tangis-tawa
dan untuk segala nya, aku berterima kasih.
sungguh! 

on being a teacher, in a wonderful course.

Terima kasih untuk tempat yang kau berikan,
agar aku dapat tumbuh sepenuhnya
menjadi diriku seutuhnya, sealaminya
menjalarkan cinta kasih kepada sulur-sulur kehidupan mungil
yang kelak akan tumbuh sebagai mereka yang cekatan
dan mengikuti mimpi yang mereka rajut

dari sini.
teruslah indah, teruslah menginspirasi!

aku perlu mengisi bejana ku lagi,
agar punya cerita-cerita ajaib
yang siap menerangi semesta mereka, lalu membuncah menjadi partikel-partikel cinta
yang selama nya mengisi rongga dada mereka
hangat dan bercahaya, ceria.

Monday, September 9, 2013

lepaskan saja, susah?

cuma ingin melepaskan saja,
memangnya susah?

berpesta bersama kupu-kupu
cerah ceria dalam guyuran gelitikan mereka yang manis
perasaan jatuh cinta,
yang merayap dari kagum yang lama
pelan-pelan menggerogot jiwa
pelan-pelan tidak lagi biasa

seutas senyum yang didaratkan
sesaat setelah matanya berpaling
masih saja membuat pangling
sampai sekarang...

lepaskan saja, memangnya susah?

susah.
walau telah berpesta sepenuhnya
bersamanya
di bawah atap berkepul asap masakan,
bersamanya
di temaram lampu aula,
bersamanya
kala genggam tangan sejenak
yang terasa selamanya,
bersamanya...
yang kurayakan dalam diam

ternyata masih saja menyisakan gamang
seiring dengan semua kenang yang terseret
hanyut dalam arus dan detik yang ku timbang
tak pernah seimbang

lepaskan saja, susah?

iya,
karena ku tahu
aku masih akan mampu temukan dia
entah mana, entah kapan

lalu anggaplah saja,
sajak-sajak begini
hanya cara-ku,
untuk mewajarkan semua sisa senyum pelitnya itu
yang masih terngiang kabur
dan tidak mau kabur dari benakku
________________________________________________________________

manusia bisa sadar tentang
sekerat roti yang sudah kadaluarsa
namun tetap ingin menyimpannya,
bukan karena ingin memakannya
namun sekedar mengijinkan si roti
tinggal di salah satu sudut kamar pengap
sampai di satu masa,
manusia pun bosan dan capek
lalu cukup dewasa
untuk membuang nya dengan bebas
atau menggantinya dengan roti merk sama
tetap saja senang memakan roti

it's all about time,
and i don't want to force myself.

-setelah sesiangan, dan terbawa sampai tengah malam
masih saja gregetan, masih saja mencari
seseorang yang mungkin telah hadir
sangat lama, di belahan dunia lain.
karena rasanya begitu.....
dekat yang jauh.


"seperti kita pernah bertemu,
sebelum pertemuan pertama kita,
 tepat sebulan yang lalu."
entahlah.