Tuesday, December 27, 2011

Sharing a short fiction (which i wrote by myself!)

Hmmm.. mungkin ngga banyak yang tau dan gw juga ngga ngomong sama semua orang, tapiiiii akhir-akhir ini gw ngerasa seneng dan bangga banget sama diri gw sendiri, karena gw berhasil mencapai impian gw dari kecil, yaitu menulis novel dan mengirimkannya ke penerbit! Hoho...walaupun gw ngga tau bakalan menang atau ngga (which is pengumumannya tanggal 30 desember 2011 ini), tapi seengga nya sayembara menulis novel dalam 30 Hari oleh Bentang Pustaka udah bikin gw berhasil menguak kemampuan gw yang selama ini selalu tenggelam.
gw berhasil menulis novel setebal 110 halaman dalam kurun waktu 15 hari
WOW! 
I'm not the tallest of the seven dwarfs anymoreee ~

So, berhubung sekarang liburan dan gw punya waktu lebih untuk ngetik, maka... *ehem* ijinkanlah saya untuk membagikan sebuah cerpen yang sudah saya tulis dari tanggal 30 Agustus 2011 kemaren, enjiooyyy!

FROM THE FIRST TIME

Siwa 
Sejak pertama kali saya bertemu denganmu, saya sudah siap kok kehilangan kamu. Entah kamu akan menjadi orang yang penting, bahkan berarti dalam hidup saya, atau tidak sama sekali.
Sejak pertama kali kamu menyebutkan nama dan darimana kamu berasal, saya tahu bahwa saya tidak akan mungkin bisa menolak aura charming mu yang begitu magnet, begitu nyata. You are too hard to resist. your smell, your smile...your impression.
Sejak pertama kali kamu bertanya, "bolehkah saya duduk disini?" sambil menunjuk kursi kosong di sebelah saya, saya sudah menduga kalau hubungan yang kelak akan terjalin ini...bukanlah hubungan biasa.
Saya harusnya sudah tahu, apa yang harus saya lakukan saat itu. Saya harusnya sudah tahu, sejak pertama kali.

Arnold
Gue ngga tau kalo gue bakal bertemu dengan orang seperti lu disini. Gue akuin, gue emang 'bandel' dan selalu berpikir out of the box, sehingga memakai baju yang tidak sesuai dresscode acara kampus ini, tapi gue ngga tau kalo ternyata bukan gue satu-satunya yang 'out of the box', lu juga ternyata.
Gue ngga tau kalo lu bisa secepet itu larut dalam cerita-cerita simpel gue. Dan dari larutan cerita gue yang berkoagulasi, gue nangkep kalo lu bukan kayak cewe-cewe biasanya yang cuma mengerti hal-hal tertentu doang. 
Lu... berwawasan luas. 
Seperti kamus yang pandai merangkai kata-kata...seperti WikiPedia yang memberi tahu segala informasi!
Gue ngga tau sejak kapan gue ngerasa begitu seneng dan nyaman untuk memulai pembicaraan dengan orang asing, tapi ini pertama kalinya... i'm impressed.

Siwa
Tapi ternyata saya tidak melakukan apa yang seharusnya saya lakukan. Seperti hal nya manusia yang tahu bahwa terjun ke dalam air tanpa pengaman apa-apa akan membuat mu kelelep, bahkan mati.
Tapi, kilau air yang terkena pantulan sinar matahari begitu...menggoda. Riaknya begitu mengundang, mempersilahkan kegerahan dan keletihan untuk dituntaskan selamanya.
Selamanya?
Entahlah.
Yang terpikirkan oleh saya adalah menghabiskan lebih banyak waktu bersamamu, melakukan apa saja yang ingin kamu lakukan bersama saya. 
Sharing tentang bermacam-macam topik yang bergentayangan di benakmu: area 51, kerajaan jepang, penyanyi jazz kesukaanmu, tempat rekreasi bersejarah di Italia, perbedaan Samsung galaxy tab dan iPad, blablabla... Berjalan-jalan santai di mal sambil melihat ekspresi mu mengamati baju-baju cowo ber-merk, atau ulah menggeliat-mu saat mencicipi kopi ku yang lebih pahit, namun menantang.
Kilau air mungkin saja suatu saat yang tak tertebak akan berubah menjadi ombak ganas,  tanpa segan menyerobot segala mimpi indah ini, sampai akhirnya tidak meninggalkan jejak apa-apa. Kalaupun saat itu tiba, saya yakin saya bisa kembali utuh ke dunia nyata, mengalami siklus dan rutinitas saya seperti biasa... tanpa goresan luka apa-apa.
 Ah, sudah saya katakan bukan? Saya telah siap kehilangan kamu, dengan status dan kenangan apapun yang pernah kamu tinggalkan di kehidupan saya, sejak saat pertama kita bertemu.

Arnold
Lu pernah menyinggung tentang air. Tentang samudra. Tentang gue, Arnold Samudra... 

"Suki!" lu menimpali nama gue saat itu. 
Ah, gue selalu aja ngga bisa menahan senyum tiap kali inget kalo nama lengkap gue udah berubah jadi lelucon nama restoran gara-gara lu. 
Bukaaaan Siwaaa.. nama gue : Arnold Samudra Wijaya
Terinspirasi dari bocah yang lahir di awal bulan Februari dan berzodiak Aquarius. Gambar sosok yang menumpahkan air dari guci air, tiada habis. Ada yang bilang, sosok Aquarius selalu mendambakan kebebasan yang tiada tara, egois, sangat kreatif dan perfeksionis. Gue ngga pernah bisa ngelupain ekspresi lu saat lu membaca 'karakter Aquarius' dari salah satu majalah dan langsung berseru, "WAAAHH! KEREEEN! cocok abis sama lu!" disertai dengan tepukan khas di punggung gue, tiga kali bertubi-tubu, meninggalkan denyut geli yang minta lebih. Oh tidak, "woi nek! sakit kali di tabok." omel gue.
Gue ngga pernah pengen kecanduan sama tepukan seperti itu.
Ya, gue adalah seorang Aquarius, tapi gue ngga pengen menyimpan dan menjaga seekor Pisces yang begitu 'bebas' dan lepas hanya dalam guci air ini saja, Siwa. Lu berhak dan harus bisa berenang di laut lepas, menikmati semua rasa air laut--meski lu pasti bakalan protes: "Aer laut kan rasanya cuma asin doang!"
ENTAH DEH,
yang penting, lu ngerti maksud gue, kan?!

Siwa
Tidak. Tidak. Saya tidak akan melupakan janji denganmu itu. Ingat sekali, malah. Di toko roti Fairytale, jam 11 siang, sama-sama mau mencoba menu baru. Saya ingin cheese cake dan kamu tergila-gila dengan blueberry choco almond. Tapi! Kali ini saya tidak mungkin bisa meninggalkan customer saya dalam kondisi nya yang kerepotan seperti ini. Siang ini, saya jadinya menghabiskan waktu istirahat saya untuk membantu nya.
Akhirnya, tanpa sengaja saya menemukanmu telah berdiri di depan pintu masuk Bank tempat saya bekerja part-time, dan duduk di salah satu kursi tunggu. 
Mengabaikan saya. 
Senyum lebar palsu yang saya lemparkan padamu pun tersangkut di tengah-tengah udara kosong.
Saya memang kecewa dengan pengunjung Bank yang tiba-tiba membludak di jam makan siang, tapi di satu sisi, saya...tersanjung melihatmu yang masih sabar menunggu disana.

"Selamat dilahirkan kembali, birthday boy!" Saya menyapa mu dengan sekotak minuman buah favoritmu. Rasa apel. Duduk disampingmu, seperti deja vu saja rasanya. Tapi, ini benar-benar terjadi kan? Dan sudah hampir setengah tahun, sejak pertemuan pertama kita.

Kamu tersenyum tipis, "Kupon diskon nya udah expired," katamu sambil melirik arloji, sudah lewat jam 1.

Saya tahu begitu candunya kamu dengan toko roti itu. Bukan karena rasanya atau dekorasi ruangannya. Tapi, karena wanita pemilik toko yang begitu....Megan Fox. Begitu istilahmu. Cici cantik, ramah dan berwawasan luas, pinter masak dan bikin kue lagi! seperti nya dia telah berhasil menyedot setengah jiwamu, deh.

"Tenaaaang. Nih!" Saya menyodorkan sekotak kue bertulisan Fairytale Cake & Bread. Special Edition. For : ARNOLD SAMUDRA SUKI dengan warna pink-kuning yang lucu.

"Ah, apaan sih, kan gue mau nya kesana." Kamu cemberut, tapi saya dapat dengan jelas melihat senyum samar yang tersungging kecil di ujung bibirmu. 

"Pasti mau ketemu sama si Cici deh!" ada nada kurang puas di suara saya, dan saya pun juga baru menyadari itu setelahnya.

"Lu...cemburu ya?" Kamu menggoda saya, senyummu mulai mengembang.
"Berhubung hari ini lu ulangtahun, ya udah bikin lu seneng deh! IYA GUE CEMBURU!" saya berteriak agak lantang, "seneng yah liat gue cemburu?" saya menonjok lengannya, tiga kali.

Arnold
"Seneng yah liat gue cemburu?" disusul dengan tabokan manis itu. Ah, bagaimana untuk ngungkapin ini ke elu ya?

"biasa aja sih.. kan lu emang cemburuan orangnya, posesif sih," gue mencibir pelan, "lu ngga bakalan marah sama orang yang lagi ulangtaon kan?"

Gue ngeliat bibir lu yang udah mulai cemberut, "Iya, emang gue posesif kok, tapi gue bakalan berhenti posesif begitu lu bilang jangan." Raut wajah lu..begitu serius. Jarang-jarang lu bisa begitu.

"Ehmm!" mendingan ganti topik, "by the way, ya gue demen aja sama suasana di Fairytale, jadi inget sama Amsterdam, jadi inget kalo setengah taon lagi, gue bakal tinggal disana..." gue melirik lu pelan. Gue berencana untuk melanjutkan studi di Amsterdam dan mengambil cuti disini.

"Oh ya?" lu terlihat kurang kaget, "bagus dong! Aduh, mampus... setengah taon lagi, gue mesti dapet temen nongkrong baru dong!" 

Jantung gue mencelos. temen nongkrong. temen... baru? Ada sedikit perasaan tidak nyaman yang menggeliat dan bertubi-tubi mengetuk keras ulu hati gue.

Ayolah, lu hanya Aquarius yang harus melepas sang Pisces ke lautan lepas, Arnold...

Siwa
Bagus.
Saat 'itu' tiba sekarang. Sesiap apapun saya mempersiapkan hati ini, tetap saja ada bagian yang remuk. saya tidak bisa menyelamatkan hati saya tanpa cacat sedikit pun, ironis. Kamu pun harusnya begitu, tidak?

"Tapi, nold, untuk setengah tahun ini, yuk kita jalanin semua kayak biasa. biarkan gue jadi ikan kecil yang hidup dalam guci air lu, sampai akhirnya harus dipecahin. gue mungkin bakalan agak sesak, cuma as soon as possible, gue bakal nemuin lautan atau meloncat ke guci lain." Saya tidak ingin main-main dengan perasaan saya, walau saya belum yakin dengan perasaan saya sendiri, tapi untuk saat ini....

"Who knows? Let's see, then, Siwa..." Kamu mencondongkan badanmu ke arah saya, membutakan pandangan saya, "...apa di saat itu, guci gue bisa segampang itu dipecahkan?"

saat aku menjadi ikan kecil, aku akan tetap nyaman dalam kapasitas guci mu. 
tapi saat aku beranjak dewasa nanti, 
mungkin saja aku membutuhkan aquarium atau bahkan lautan lepas. 
Saat itu... 
maukah kau merentangkan pelukmu lebar-lebar dan 
tetap menjadi tempat bernaungku yang paling indah? 
menjadi lebih berlapang dada, berbesar hati, dan terus bersama-sama....

No comments: