Sunday, March 25, 2012

Review Dharmatalk Ajahn Brahm - All is Well 2012



How i felt grateful, 
and how i felt thankful for having a great time to enjoy Ajahn Brahm's Dharmatalk held @ JCC Senayan last sunday. 

Still, 
as amazing as before, 
as stunning and wonderful Ajahn Brahm, brought us to a simple-but touched heart's Dharmatalk and promised a mind-transformation to be a good person, to have a good life, and to spread kindness and love to each other.

Here i'll share some points of His speech and hopefully it will bring us an 'all is well-life' :D




"I have a choice : I can complain, or i can enjoy!"

"Kenapa harus mengkhawatirkan sesuatu? Bagaimana kalau tidak terjadi? (Cerita Ajahn Brahm 50 tahun yang lalu saat ia 'dipaksa' Mama nya pergi ke dokter gigi - Baca : Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 1.)

Beliau juga membahas mengenai seorang cewek berusia 14 tahun yang resah akan kiamat 2012, dan Ajahn hanya berkata, "All is Well!" Walaupun anda meninggal, all is well. Bayangkan saja bila mobil anda yang sudah tua tertabrak dan rusak, namun anda memiliki asuransi yang sangat bagus. Anda bahkan bisa mengganti mobil tua anda dengan ferrari! Begitu pula lah dengan kehidupan ini, anda dapat menukar tubuh anda yang sudah tua dengan 'tubuh' baru, dengan catatan : anda punya asuransi (karma baik) yang mencukupi. (Simple but deep meaning, right? :)

♥ "If people die, it's a good thing too, if they live a good life."


 


Kemudian beliau menceritakan tentang Gurunya Ajahn Chah yang mengangkat sebuah gelas kaca dan bertanya kepada Ajahn Brahm dan para Bhikkhu, "Gelas ini, apakah ada retakan?" Padahal sangat jelas bahwa gelas itu masih utuh, namun retakan itu ada, dan kecil, tapi ada disana. Suatu saat, akan ada orang yang yang memecahkan gelas, dan retakan itu akan berhambur, terbuka. 
Sama hal nya dengan manusia, pun sama seperti retakan. Kita ini rapuh, that's why we must care for each other. (Ajahn Brahm paling jago dalam story telling, saat itu suasana langsung menjadi senyap-seakan meresapi kata-kata Ajahn yang diucapkan dengan pelan dan penuh penghayatan. Yes, we must care and love each other :')

♥ Daaan, Ajahn Brahm selalu saja membahas tentang "Melepas." Melepas masa lalu. Yes, kita tidak bisa bilang All is Well kalo kita masih cemas dengan masa lalu kita, tidak hanya masa depan kita. Cara yang paling ampuh adalah kita semua memiliki foto-foto saat kita berbahagia; saat kita wisuda, menikah, dan liburan. Kita mana ada foto saat mengerjakan tugas, bercerai atau terjebak dalam kemacetan! Hahaha.. and that's should be! Kita seharusnya menyimpan bagian yang indah saja, dan seperti hal nya file photo di komputer kita, delete saja bagian yang tidak kita sukai!
All is well = positive attitude.
"Saat kamu melepas rasa sakit di masa lalu, apa yang tertinggal? All is Well!"


Entah kenapa rasanya Dharmatalk kali ini berjalan lebih cepat daripada biasanya, apa karena terlalu menghayati yah jadi lupa waktu??

Here's sesi tanya jawab yang dijawab oleh Ajahn Brahm dengan sangat cemerlang!

Q :"Apa sih kehidupan lampau nya Ajahn Brahm? Pernah terlahir menjadi apa saja?"

A : Ajahn Brahm menjawab dengan sangat serius pada awalnya bahwa ia pernah menjadi seorang guru, dan kemudian terlahir kembali sebagai seorang Bhikkhu. Lalu ia bertanya, "Percayakah anda dengan apa yang saya katakan tadi? Kalau iya, berarti anda orang yang naif dan gampang diperdaya." Lalu Ajahn melanjutkan, "Kalau anda tidak percaya, ngapain saya capek-capek ngasih tau anda!"
Such a great yet wise answer! :D

Q : "Orangtua sakit, dan keluarga tidak mampu lagi membiayai pengobatannya, bagaimana?"

A : Bila mereka sudah sangat tua dan memiliki hidup yang baik, maka sangat jahat untuk membiarkan mereka tidak memiliki kualitas hidup. The very highest expression of love is to let someone go. So, let them go, with love in your heart.
(Ini adalah bentuk state of mind yang tidak mengikat, bahwa mencintai orang yang kita cintai adalah dengan tetap 'mengikatnya' dalam ruang dan waktu yang mampu kita jangkau.)

Q : "Ibu dari Ajahn Brahm baru-baru ini meninggal. Apakah Ajahn merasa sedih? Bagaimana cara agar tidak sedih berlarut-larut saat orang yang kita cintai meninggal dunia?"

A : 

1. Saya tahu bahwa suatu saat Ibu saya akan meninggal, saya tidak terkejut.
2. Saya tahu Ibu saya sekarang sudah bebas, ia pun akan ingat bahwa ia telah memiliki hidup yang baik, dan menjadi seorang Ibu dari Bhikkhu yang baik.




Q: "Bagaimana bisa All is Well kalau cicilan rumah tersendat?"
(Pertanyaan ini membuat semuanya terbahak, well, ini adalah pertanyaan yang sangat manusiawi)

A : Learn how to use less.
Good answer. Tetep saja all is well karena kita tidak perlu terjebak dalam kemacetan (because we sell the car), tidak perlu membeli baju yang mahal-mahal karena emang ga ada duit, hahaha.. Well, ini semua cuma bercanda karena akhirnya Ajahn berkata apabila tidak mampu untuk rumah yang mahal, cobalah mencicil rumah yang lebih kecil. Karena dalam rumah yang kecil, akan ada kebahagiaan yang lebih, karena masing-masing anggota keluarga bisa lebih sering ketemu. 


Q : Ini mengenai hubungan Orangtua dan Anak. Bagaimana bila anak memaksa menikah dengan pria yang kita rasa tidak baik untuknya? Dan bagaimana pula si anak bisa meyakinkan Orangtua bahwa pilihan mereka sudah yang terbaik?

A : Dalam budaya China, setiap orang sangat senang bila ada putra/putri yang ditahbiskan menjadi Bhikkhu/ni, selama itu bukan anak-anak mereka sendiri. Jadi, bila tidak dinikahkan, bilang saja ingin menjadi Bhikkhuni! (Yang pasti, ini adalah candaan.)
Banyak sekali anak berusia 19-20 tahun yang merasa punya pikiran seperti anak 40 tahun. Kadang, apa yang perlu Ortu lakukan adalah membiarkan anaknya melakukan kesalahan, karena itulah satu-satunya cara mereka belajar, tapi pastikan kita ada disana saat mereka hancur. 70% Ortu benar, 30% salah. (Ortu juga jangan selalu berpikir bahwa ia-lah yang paling benar). Kita harus mengijinkan anak-anak kita melakukan kesalahan. It's painful, but without it, how can we learn?

 


Tahun lalu, gw ngerasa kalo Dharmatalk Ajahn Brahm kebanyakan hanya mengulang kembali cerita dari buku Cacing dan Kotoran Kesayangannya, tetapi setelah direnungkan kembali (dan setelah membaca Facts of Ajahn Brahm bahwa Beliau bisa terus-terusan ketawa saat melihat tayangan komedi yang telah diputar berulang kali) barulah gw sadar bahwa this is an essence of live at present moment. That's why! Saat orang pada umumnya akan bilang, "Ah, cerita ini lagi! Aku sudah pernah mendengar ceritanya!" Disaat itu pula lah kita sebenarnya masih terperangkap dalam masa lalu.

It's not about the ending, it's about the process and this present moment! 

And last but not least, All is Well dapat diaplikasikan di segala aspek kehidupan for sure.

Untuk semua yang telah terjadi, Terima kasih.

Untuk semua yang akan terjadi, Baiklah.


Sadhu... Sadhu... Sadhu...

No comments: