Monday, October 31, 2011

Kawan, jenuhkah?

Sudahkah kau merasa lelah menemani perjalanan yang kuduga masih panjang ini? Karena aku pun tak menyangka bahwa kau akan semudah itu merasa lelah, merasa jenuh dengan semua ini.
Mungkin aku hanya butuh sedikit waktu untuk beristirahat di tepian jalanan tak berpelancong, mengalunkan lagu lama kita dengan sedikit nada putus asa, berharap kaki ku bisa dengan cepat beradaptasi dengan jalanan asing tanpa ditemani oleh 'sandal jepit'....

Bukankah kau yang berkata kita sebaiknya tetap saling mengingatkan di kala salah seorang dari kita berbuat cela?
Kau begitu berharga dan sayang untuk ditinggalkan, kawan.
Tapi melihatmu sekarang, hanya ada sekelumit hampa yang rumit, sebongkah batu es yang seakan tak bisa mencair.. begitu asing, tapi dekat.
Untuk apa?

Kawan, tau kah kau bahwa aku bersedih dan berduka?
Untuk 'kematian'mu, kurasa.
Untuk bergelas-gelas kehangatan, canda tawa, dan cerita yang pernah kita minum bersama, bahkan memabukkan...
Untuk berderai-derai sorak sorai yang pernah melambungkan kita melampaui batas angan dan mimpi kita...
Untuk berjuta-juta cermin yang saling kita rogoh dan suguhkan agar kita bisa sama-sama berkaca dan memperbaiki karakter kita....
Untuk rasa kepercayaan, keterbukaan, kejujuran yang pernah kita sulang dalam kesepakatan ringan itu....

Kemana? Aku mulai bingung dan bertanya-tanya.

Tapi tenang saja, kawan.
Aku tidak akan membuatmu merasakan kesedihanku, walaupun aku tahu aku sedang berbohong sekarang - itu sangat sulit, kawan! Tapi tidak, ini tidak akan terulang.

Walau 'sandal jepit' ini putus, aku berjanji kepada diriku sendiri untuk akan menentengnya sampai ke ujung dunia sekalipun! Karena kau lah salah satu kawan terbaik yang mengenalkan dunia kepadaku, jadi apapun yang terjadi, pintu hatiku akan selalu terbuka untukmu.

Maaf untuk terus meracau tanpa ada kesempatan untuk memperbaiki kerusakan ini.
i think i need a logical answer, my man.
Maaf untuk menjadi sebal melihat keasingan dalam dirimu yang tiba-tiba mencuat begitu saja, kau pantulkan dengan begitu silau, sampai menohok ulu hati.

I think i just need a little bit time to talk, just the two of us. I don't care what's going on later, but.. i just...trust you. You won't make it worse, or at least, you have a completely logical reason if you decide to do so.

darimu, aku belajar menghargai persahabatan yang sangat berharga, dan darimu aku akan belajar cara mempraktekkan nya. 

I wish i could protect this relationship of ours, until we grow old. until the end. until there's no more yesterday, today, and tomorrow. :')

It's sad to see, kemelekatan yang masih begitu kentara, aku sedih. Ingin sekali hanya menyadari dan menerima perasaan kehilangan seperti ini. tapi hal ini justru terus membuatku merasa sedih :(

2 comments:

Kesh Seinaka said...

Lao shi galau nih ye... :p

nyarispuitis.com said...

jadi mayu XD hahahaha...