unlabeled, i wish? |
mungkin bukan kita yang menempelkan label itu di jidat kita masing-masing, namun segenap alam semesta menggemakan apa yang terbaca dari label itu.
persahabatan kadang tidak mudah, karena bila rasa tiba-tiba bertamu di antara ruang yang biasa kita pakai untuk bertukar kacamata dan otak....maka bagaimana cara untuk menyelinapkan sungkan itu?
dalam saku hati atau sudut sofa tempat kaki kita yang terkadang tak sengaja bersentuhan?
sekarang aku mengerti kenapa orang-orang yang ingin bertamu dan menggali hati ini tidak pernah mau menggubris label itu.
takutnya label itu melahirkan sungkan yang menggunung, lalu sebaiknya dibiarkan begitu saja. dan tujuan untuk menggenggam tangan dan mengecup bibir menjelma menjadi angin yang tak pernah sampai menjamah kulit.
lalu, salahkah label?
persahabatan bisa jadi tembok dengan tabir tipis yang untungnya selalu mengawetkan keakraban, namun sayangnya bukan keintiman.
pada akhirnya, bagaimana hati yang masih meragu mampu berlabuh?
tambah, aku masih terlalu sungkan untuk memintamu menyalakan lampu, lalu bersama-sama bercermin.
No comments:
Post a Comment