Selama ini, aku selalu kesal bila berhadapan dengan orang yang 'menjengkelkan' dalam konteks pembawaan pribadi orang yang sangat 'negatif' dari setiap kata-kata yang terlontar dari mulutnya, atau sekedar ekspresi bawaan lahirnya. Dan yang lebih mengesalkan lagi, aku tidak pernah menang kalau ngata-ngatain mereka, alhasil selalu saja jadi pihak yang duluan diam dan menerima hinaan mereka. Namun, pada satu titik, aku tiba-tiba sadar. Ini bukanlah salahku, atau salahnya. Hanya saja energi negatif nya yang terlalu besar dan energi positif dalam diriku yang tidak sebesar itu, sehingga simply say, i lose.
Jadi, apa yang seharusnya aku lakukan sebenarnya sangatlah simpel, jadilah LEBIH POSITIF lagi, dan bergabunglah dengan lingkungan yang baik. Biarkanlah mereka dalam energi negatif itu, dan saat kau tahu kau telah cukup positif, bantulah mereka dengan penuh cinta kasih. :)
Beberapa saat terakhir, aku sedang menjalani UTS di kampus dan untuk beberapa mata kuliah yang diujikan, memang membutuhkan konsentrasi dan perhatian penuh agar sepenuhnya menguasainya. Tapi, entah karena kalap atau saking banyaknya bahan yang harus dihapal, akhirnya aku hanya memasukkan segala bentuk informasi secara acak kedalam alam bawah sadarku. Hasilnya? Selama ujian berlangsung, aku sibuk mengobok-obok alam bawah sadarku dengan tegang, dan itu tidak maksimal. Namun, aku mendapatkan satu kesimpulan bahwa :
even UTS pun adalah salah satu prosesi untuk mengenal diri kita jauh lebih dalam lagi.
Mengenal bagaimana kau harus menghadapi segala sesuatu dengan persiapan with your own way!
Dan segera setelah menyadari hal itu, aku sadar betapa hidup dengan diri sendiri pun adalah pedekate tiada akhir, namun menjadikan diriku lebih dan lebih bahagia dan rileks. Hingga, ada satu saat dimana kau bisa saja meninggalkan ruang ujian dengan secarik kertas berisi jawaban-jawaban yang penuh dengan percaya diri--tanpa harus berpikir menguras otak membongkar kembali segala memori yang kau desakkan secara acak ke dalam otakmu--karena kau tahu dengan sangat jelas, kau mengenal dirimu lebih dari apapun, dan sekuat apapun kau berpikir, jawaban itu tidak akan muncul disaat itu.
Beberapa saat terakhir ini, aku juga menyadari lebih dalam lagi konsep Masa Lalu - Masa Kini. Aku adalah tipe yang sering sekali melaksanakan ritual flashback ke kejadian masa lalu (kebanyakan yang tidak mengenakkan-sampai terkadang menimbulkan trauma) dan dengan bodohnya menikmatinya.
Namun, aku lalu tersadar. Kejadian yang tidak menyenangkan itu hanyalah terjadi simply SATU KALI, dan aku terus menerus mengulangnya, memikirkannya, dan merutuk dalam hati kenapa itu harus terjadi.
Hal ini sama saja ibarat kita ditampar satu kali, lalu kita menampar diri kita sendiri berkali-kali, tak terhitung! apakah itu karena rasa bersalah, kekesalan, dan segala bentuk trauma lainnya. Hey! aku hanya bersalah satu kali, kalau begitu kenapa aku mengizinkan diriku sendiri untuk dihukum berkali-kali?
ini tidak adil.
tidak adil untuk bersikap tidak adil kepada diri kita sendiri.
Segera setelah aku menyadari hal ini, aku merasa sangat nyaman, sangat tenang, dan dengan mudah mempertanggungjawabkan satu kesalahan yang tidak sengaja kuperbuat.
Oh ya, WAISAK sudah akan tiba beberapa hari lagi, dan dengan sangat senang dan bangga aku berikrar untuk mencoba vegetarian dan melaksanakan Pancasila dengan lebih baik lagi. Karena, setelah dipikir-pikir, begitu banyak kebajikan yang telah dilakukan oleh Buddha untuk membabarkan Dhamma nya kepada kita, dan ikrar sekecil itu akan menjadi suatu bentuk penghormatan dan rasa syukur ku karena telah bertemu dengan Buddha Dhamma pada kehidupan saat ini.
How i feel grateful to be a Buddhist Child.
Semoga semuanya berbahagia, dan selamat Ulangtahun, Buddha yang Agung! :)
Selamat mengenang terlahirnya Pangeran Siddharta Gautama di Taman Lumbini - mencapai penerangan Sempurna nya Petapa Gautama - Parinibbana nya Sang Guru Agung Buddha Gautama.
Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhi Svaha...
No comments:
Post a Comment